Menyelami pikiran-pikiran Seth Godin seputar dunia marketing melalui bukunya “All Marketers Are Liars” seperti menemukan harta karun kata dan kalimat yang kadang sulit diungkapkan ketika menjelaskan dan memahami bagaimana cara kerja marketing dan menjadi seorang marketers. Stigma terhadap dunia marketing yang penuh dengan citra dan gimmick memang menjadi tantangan besar bagi bisnis dalam menyusun strategi pemasaran yang jujur dan otentik. Belum lagi ketatnya persaingan juga menuntut pelaku bisnis untuk dapat senantiasa relevan dengan target pasar agar dapat terus berkomunikasi dengan baik dan bertumbuh.

Meski tulisan dalam buku ini tidak menampilkan framework menjadi marketers, namun secara implisit pikiran-pikiran Seth Godin telah memicu daya imajinasi dan kreativitas marketers dalam mengembangkan kerja-kerja marketing yang lebih terarah. Seth Godin memberikan sejumlah prinsip yang sayang sekali untuk dilewatkan dalam memprogram sebuah strategi pemasaran yang kompetitif. Dari keseluruhan tulisannya, Seth Godin menekankan dengan cukup kuat pada aspek cerita. Hal ini sejalan dengan prinsip relevansi strategi pemasaran dan penguatan brand yang juga disampaikan oleh brand guru, David Aaker, yang dengan tegas mengatakan bahwa “Content Is A King”. Beberapa poin yang dapat diramu dari buku ini di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Marketing adalah proses komunikasi mutual antara dua entitas aktif; Bisnis dan Market.

Market/customers adalah entitas yang aktif dan proaktif dalam menentukan pemenuhan kebutuhannya masing-masing. Market menguasai penuh otoritasnya dalam merumuskan buying desicion. Namun proses ini perlu ditunjang dengan sejumlah pertimbangan yang jelas dan spesifik. Pertimbangan-pertimbangan ini berasal dari cerita yang didistibusikan oleh para marketers dalam memasarkan produk dan bisnisnya. Karenanya, para marketers perlu menyadari hal ini sehingga dapat mendistribusikan cerita pemasaran yang menghargai dan menumbuhkan sisi aktif dan proaktif market/customers.

2. Proses marketing didahuli oleh proses mendengar; Worldview & Frame.

Membangun cerita yang tepat dapat dilakukan dengan memahami worldview yaitu cara pandang dan pemahaman market terhadap kebutuhan dan pemenuhan kebutuhannya. Cara pandang ini menentukan frame yang juga spesifik bagi market agar dapat menerima dan mengkonsumsi informasi terhadap suatu produk maupun bisnis. Untuk itu, marketers perlu memahami worldview tersebut agar dapat merangkai cerita yang masuk akal, jelas dan menggunakan point of view yang dekat dan relevan dengan target market agar proses komunikasi dapat berjalan dengan optimal sekaligus dapat dikonversi menjadi keputusan pembelian bagi market.

3. Good Story adalah cerita dengan unsur kebaruan dan otentik.

“People notice only the new”, demikian Godin menegaskan perlunya unsur kebaruan dan otentisitas dalam setiap cerita pemasaran yang dituturkan para marketers. Tentunya unsur kebaruan yang memiliki added value terhadap bisnis; unsur kebaruan yang menjadi competitive advantages. Sebab, unsur kebaruan yang sensasional tidak dapat menunjang keberlanjutan cerita dan return purchase karena kerap hanya dapat berlaku dalam rentang waktu yang pendek.

Tawaran pemikiran Seth Godin ini dapat menjadi salah satu acuan penting yang dapat diterapkan saat ini. Keseluruhan strategi pada akhirnya dapat berlabuh pada sebuah cerita yang tentunya strategis pula (strategic story) agar dapat memenangkan market dan dapat bertumbuh secara berkelanjutan.

*Ulasan terhadap buku ini juga telah diterapkan sebagai indikator penilaian terhadap business strategic positioning yang disajikan dalam Podcast Ngoceh Brand Episode 04 “Berbisnis Itu Ngapain Sih (Part 2 + Book Review).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.