Kopi Trawas adalah benih cinta pertama saya dengan Mojokerto. Hasil seduhan kopinya dengan aroma yang khas dan rasa yang nendang saya dapatkan atas kiriman seorang kawan yang kemudian mengundang saya bertandang ke wilayah timur pulau Jawa ini pertengan Juli lalu. Mainbrand, sebuah ruang dengan slogan “knowledge incubating movement” menyambut undangan tersebut lewat kerja sama dengan Budaya Kopi menyelenggarakan “Power of Brand: Plan, Execute and Grow” sebagai ruang bincang bersama rekan muda entrepreneur asal Mojokerto. Apa saja yang menjadi kesenangan di Mojokerto?
Pertama, Budaya Kopi dan Mba Dessy. Kedai kopi yang barangkali bisa disebut sebagai salah satu pioneer kedai kopi di wilayah Mojokerto ini adalah hasil tangan dingin Mba Dessy sebagai Co-Founder. Di balik tampilan kedai kopi yang sederhana terdapat biji kopi Trawas sebagai salah satu single origin lokal dan juga puluhan nama barista yang telah lolos program sertifikasi baik yang diadakan secara independen maupun bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan. Kehadiran dan positioning yang demikian, semakin memantapkan Budaya Kopi untuk menjadi ruang belajar dan bertumbuh bagi usahawan muda di area Mojokerto. Tidak terbatas pada kopi dan kedai kopi, tetapi bagi aktivitas wiraswasta apapun yang ditumbuhkan sebagai passion bagi rekan muda di area sekitar. Tentu saja hal ini menjadi kabar gembira ketika salah satu misi saya dan Mainbrand adalah untuk berfokus pada rural-preneurship.
Kedua, Toko Kopi Bersaudara yang merupakan sekuel suksesnya Volkstory.id sebagai usaha FnB rintisan yang hadir mengapresiasi gaya hidup anak muda di Jawa Timur. Mendengar tutur Mas Ari yang merupakan founder Toko Kopi Bersaudara dan Volkstory.id, ada semangat yang besar dalam membesarkan bisnis dan brand lokal. Bagi Mas Ari, menghidupi bisnis di kota “kecil” dan berkembang seperti Mojokerto bukanlah hal yang mustahil. Customer-oriented agaknya menjadi kunci dan strategi suksesnya dalam bertumbuh. Alhasil, Toko Kopi Bersaudara terkenal sebagai kedai kopi keren; tempat anak muda keren saling bertemu dan berbincang.
Ketiga, tentu saja diskusi dan obrolan kami sepanjang sesi MainTalk. Sesi yang diikuti oleh beberapa brand rintisan lokal dan teman-teman muda yang passionate dengan bisnis dan brand berlangsung hangat. Sesuai temanya, Power Of Brand, diskusi bertolak dari bagaimana memahami brand secara tepat dan menyelenggarakan aktivitas branding secara efektif. Kami pun membedah perspektif bahwa brand is a genuine story that define you (business). Dengan kata lain, brand adalah cerita.
Dalam diskusi yang berlangsung hingga dua jam lebih ini, dijelaskan bahwa point of view brand sebagai cerita seharusnya menempatkan pelanggan sebagai hero yang memiliki misi dan berjuang menghadapi challenge tertentu. Dengan begitu bisnis/brand dapat menempatkan diri sebagai guide yang memiliki serangkaian plan dan direction dalam membantu para hero untuk menuntaskan misinya dan meraih keberhasilan. Ibarat salah satu cerita superhero terkenal, relasi antara brand dan pelanggan seperti relasi mutual Batman-Alfred, dimana pelanggan adalah Batman yang hendak menumpas kejahatan di Gotham City, sementara brand adalah Alfred yang mem-provide kebutuhan dan senantiasa setia mendampingi Batman menuntaskan misinya hingga puncak keberhasilan.
Di akhir sesi, dengan semangat dan tawa yang tidak berkurang sedikitpun sejak awal sesi, beberapa rekan peserta mencoba menyusun cerita brand masing-masing dengan menerapkan angle dan point of view “Batman-Alfred Theory”. Cerita-cerita yang hadir penuh dengan optimisme untuk senantiasa hadir sebagai the best Alfred ever bagi pelanggan. Kami pun menyudahi sesi dengan membawa pulang satu tekad kuat untuk Menjadi Alfred sembari menyeruput kopi dan muffin yang enak tiada tara persembahan Budaya Kopi.